Di zaman keemasan media sosial ini, influencer menjadi salah satu profesi yang sangat besar pengaruhnya bagi kegiatan brand awareness. Makanya, gak sedikit brand yang berkolaborasi dengan berbagai influencer dalam upaya menyukseskan strategi kampanye marketing mereka, mulai dari Mega Influencer, Macro Influencer, Micro Influencer, hingga Nano Influencer.
Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang salah satu dari keempat kategori di atas, yaitu Macro Influencer.
Apa itu Macro Influencer? Seberapa besar pengaruhnya? Dan siapa saja influencer-influencer Indonesia yang masuk dalam kategori ini?
Yuk, kita kupas bareng-bareng!

Mengenal Macro Influencer
Berdasarkan kutipan dari Upluence, Macro Influencer adalah para influencers profesional yang memiliki 500.000 sampai 1.000.000 jumlah pengikut di media sosial.
Biasanya mereka lebih aktif di Instagram, TikTok, serta YouTube, dan mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk membuat konten-konten yang engaging di media sosial tersebut. Kalau di Indonesia, mungkin Socialty lebih mengenalnya dengan sebutan “Selebgram”.
Macro Influencer vs Micro Influencer, Apa Bedanya?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, dalam Influencer Marketing, influencer terbagi ke dalam empat kategori berdasarkan jumlah followers (pengikut) mereka di jejaring sosial. Selain ada Mega Influencer, Nano Influencer, dan Macro Influencer, ada pula Micro Influencer.
Lalu, apa bedanya Macro dan Micro Influencer ini?
Gak seperti Macro yang lebih banyak rentang pengikutnya, Micro Influencer bisa dibilang versi ‘lite’-nya nih, Socialty!
Influencer yang masuk ke dalam kategori micro ini memiliki jumlah followers di angka 10.000 sampai 50.000 orang.
Meski terbilang lebih kecil, namun pengaruh mereka dalam peningkatan engagement juga gak kalah besar, lho.
Keuntungan Macro Influencer
Socialty pasti penasaran, deh, seberapa besar manfaat yang bisa kita dapatkan kalau bekerja sama dengan tipe influencer satu ini. Berikut beberapa alasan mengapa jasa Macro Influencer sangat dibutuhkan di dunia digital campaign:
1. Menjangkau Audiens Lebih Luas

Influencer dalam kategori ini memiliki jangkauan audiens yang lebih banyak dan luas, itu artinya ada lebih banyak pasang mata yang melihat konten promosi yang di-posting.
Hal ini tentunya akan ber-impact besar terhadap brand yang berkolaborasi dengan mereka karena mendapat perhatian dari khalayak yang sama besarnya.
2. Meningkatkan Brand Awareness dan Penjualan
Macro Influencer biasanya memiliki jutaan pengikut dari berbagai latar belakang, di mana akan sangat membantu brand yang ingin mengampanyekan bisnisnya ke beragam target audiens (gak spesifik).
Dengan jangkauan audiens seluas itu, bukan gak mungkin produk yang dipromosikan oleh sang influencer akan sold out dalam hitungan jam–atau bahkan menit, lho!
3. Tinggi Kredibilitas dan Lebih Expert
Poin ketiga ini juga menjadi salah satu kelebihan yang patut diperhitungkan. Melihat dari jumlah massa-nya, Socialty bisa bilang bahwa Macro Influencer bukanlah influencer pemula.
Mereka pastinya sudah lebih berpengalaman dalam menjalankan kampanye pemasaran, bahkan memiliki tim tersendiri–entah itu fotografer, videografer, atau manager yang khusus meng-handle strategi konten marketing.
Dengan begitu, mereka sudah lebih profesional dan memang ahli di bidangnya.
Kekurangan Macro Influencer
Di mana ada kelebihan, pasti ada pula kekurangannya. Gak terkecuali Macro Influencer. Apa saja?
1. Harga Relative Tinggi
Influencer tipe makro memang sangat efektif dalam meningkatkan brand awareness, namun biaya yang perlu dikeluarkan jelas jauh lebih mahal.
Tapi, mungkin efek yang didapatkan akan sebanding dengan budget yang keluar, ya!
2. Terkadang Banyak Persyaratan yang Gak Mudah

Ketika Macro Influencer setuju berkolaborasi dengan kamu, besar kemungkinan akan ada banyak persyaratan dari mereka yang mesti kamu penuhi.
Contohnya, ketika kamu mengundang mereka untuk take shoot di sebuah tempat, bisa saja mereka meminta kamu untuk menyiapkan berbagai fasilitas first class selama beraktivitas di tempat tersebut.
Memang, gak semua influencer makro punya tuntutan yang lumayan sulit, tetapi pasti mereka membutuhkan kenyamanan juga demi kelancaran kolaborasi.
3. Proses Lebih Lama
Untuk mengajak Macro Influencer bekerja sama, gak sebatas mengirim direct message (DM) ke akun media sosial mereka, lalu membicarakan hal-hal terkait kolaborasi. Jika dibandingkan dengan Micro Influencer, pra-kolaborasi bersama influencer makro memerlukan effort yang ekstra.
Misalnya, kamu harus menghubungi dahulu manager atau agensi mereka, lalu setelahnya kamu harus melewati proses wawancara untuk mengetahui seberapa cocok brand kamu dengan sang influencer beserta audiensnya, hingga akhirnya kamu juga harus menunggu giliran lagi karena influencer tadi masih terikat perjanjian dengan deretan brand lain.
4. Engagement yang Cenderung Rendah
Dengan followers yang lebih beragam dan gak spesifik, bisa jadi influencer makro gak punya hubungan yang terlalu engage dengan audiens-nya.
Hal ini dikarenakan keterbatasan mereka dalam membalas komentar, atau sekadar menjawab pertanyaan-pertanyaan audiens di direct message (DM). So, brand yang membutuhkan keterlibatan aktif sang influencer pasti akan kesulitan.
Contoh Macro Influencer di Indonesia
Lalu, kira-kira siapa saja influencer Indonesia yang masuk ke dalam kategori Macro ini? Ini dia 4 contohnya:
Amel Carla

Dengan jumlah pengikut yang telah menembus angka 1.000.000 di akun Instagram-nya, mantan artis cilik ini kini lebih aktif berkegiatan via media sosial.
Amel Carla juga telah menerima berbagai endorsement dari sejumlah brand; mulai dari brand kecantikan, fashion, hingga food & beverage.
Ge Pamungkas

Kalau influencer yang satu ini, memang lebih terkenal sebagai komedian. Genrifinadi Pamungkas memiliki 847.000 followers, yang mana akan sangat potensial bagi brand-brand bisnis apabila memutuskan bekerja sama.
Ge Pamungkas juga diketahui telah berkolaborasi dengan brand di bidang teknologi atau gadget, televisi, sampai e-commerce.
Agung Hapsah

Salah satu konten kreator di YouTube ini memang gak bisa diragukan lagi pamornya. Dedikasinya dalam membuat konten yang apik dan berkualitas membuat karya Agung Hapsah selalu ditunggu-tunggu banyak penggemar.
Bahkan untuk konten endorse pun, Agung gak pernah tanggung-tanggung memberikan yang terbaik. Beberapa brand yang pernah bekerja sama dengan Agung di antaranya bergerak di sektor fintech, beverages, e-commerce, hingga teknologi.
Emil Mario

Berkat kepopulerannya di TikTok, Emil Mario kini menjadi salah satu influencer yang banyak mendapat perhatian pengguna media sosial Indonesia.
Pembawaannya yang lucu dan “blak-blakan” nyatanya membawa Emil ke berbagai permintaan kolaborasi dari berbagai perusahaan, seperti e-commerce, gadget, dan food & beverage.
Nah.. Gimana? Pasti Socialty sudah mendapat banyak insight terkait Macro Influencer, bukan?
Kini saatnya kamu memilih Macro Influencer mana yang paling tepat untuk menyukseskan kampanye marketing-mu, ya!
Selain itu, kamu juga bisa download platform Socialights untuk berkolaborasi dengan influencer atau konten kreator ternama lainnya.